TINGKAT LAKTASI DAN UMUR TERNAK PERAH
TINGKAT LAKTASI DAN UMUR TERNAK PERAH
Ternak perah merupakan ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi susu anak-anak nya. Ternak pernah sendiri banyak jenisnya antara lain sapi, kambing, domba, dan kerbau. Yang masing-masing ternak tersebut dapat memproduksi susu dalam jumlah yang berbeda-beda.
Ternak perah dapat memproduksi susui pada saat laktasi. Laktasi adalah saat dimana induk ternak dapat menghasilkan susu setelah melahirkan. Masa laktasi pada masing-masing ternak itu berbeda-beda. Sapi memiliki masa laktasi sekitar 305 hari dan kambing memiliki masa laktasi sekitar 170 hari. Dalam memproduksi susu sendiri terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi susu. Faktor yang mempengaruhi produksi susu ada 2 yaitu faktor internal meliputi bangsa Faktor Internal Bangsa, Faktor Individu, Genetik, Faktor Umur, Faktor Lama Laktasi/Masa Laktasi, Kebuntingan (Gestation), Faktor Siklus Extrus, Hormonal, Tingkat Laktasi, Ukuran Tubuh, dan Persistensi Produksi. Dan faktor eksternal meliputi Musim (Suhu dan Kelembaban), Faktor Frekuensi Pemerahan, Faktor Kecepatan Pemerahan, Pergantian Pemerah, Pakan, Obat Obatan, Penyakit dan lain sebagainya.
Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi produksi susu pada ternak perah, maka ndari itu peternak harus bisa mengetahui, mengerti dan memahami tentang faktor-faktor tersebut sehingga dapat memaksimalkan produksi susu pada ternak perah.
Pengertian Ternak Perah
Ternak perah merupakan ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi susu anak-anak nya. Produksi susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau selama masa hidupnya walaupun anak-anaknya sudah disapih atau sudah tidak disusui lagi. Dengan demikian susu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Salah satu ternak pernah yang ada di indonesia adalah sapi perah. Sapi perah adalah suatu jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa sapi perah yaitu Ayrshire, Guernsey, Jersey dan Friesian Holstein (FH) (Blakely dan Bade, 1995). Sapi-sapi perah di Indonesia dewasa ini pada umumnya adalah sapi perah bangsa FH import dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu warna tubuhnya hitam belang putih dengan pembatas yang jelas, terdapat warna putih berbentuk segitiga di dahi dengan kepala panjang, dan sebagian kecil tubuhnya berwarna putih atau hitam seluruhnya (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Turunan sapi FH dikenal dengan sebutan sapi perah Friesian lokal (PFH). Bangsa sapi FH adalah bangsa sapi perah yang paling menonjol di Amerika serikat, jumlahnya cukup banyak sekitar 80 - 90% dari seluruh jumlah sapi yang ada. Di antara jenis sapi perah yang ada, FH mempunyai kemampuan produksi susu yang tinggi (Siregar, 1993).
Produksi Susu
Ternak perah dapat memproduksi susui pada saat laktasi. Periode laktasi yaitu suatu masa dimana sapi berproduksi susu yang berlangsung selama 10 bulan atau 305 hari. Pada permulaan laktasi, bobot badan akan mengalami penurunan, karena sebagian dari zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk pembentukan susu diambil dari tubuh sapi. Pada saat itu juga sapi laktasi mengalami kesulitan untuk memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkan sebab nafsu makannya rendah.
Dari sejak melahirkan, produksi susu akan meningkat dengan cepat sampai mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah melahirkan. Setelah mencapai puncak produksi, produksi susu harian akan mengalami penurunan rata-rata 2,5% perminggu. Lama diperah atau lama laktasi yang paling ideal adalah 305 hari atau sekitar 10 bulan. Sapi perah yang laktasinya lebih singkat atau lebih panjang dari 10 bulan akan berakibat terhadap produksi susu yang menurun pada laktasi yang berikutnya.
Produksi susu sapi perah perlaktasi akan meningkat terus sampai dengan periode laktasi yang ke-4 atau pada umur 6 tahun, apabila sapi perah itu pada umur 2 tahun sudah melahirkan (laktasi pertama) dan setelah itu terjadi penurunan produksi susu. Selama laktasi, kesehatan dan kebersihan sapi perah harus selalu dijaga dengan baik. Pencegahan terhadap berbagai penyakit terutama mastitis harus benar-benar mendapat perhatian khusus.
Laktasi normal sapi yang tiap tahunnya dikawinkan dan mengandung adalah selama sekitar 44 minggu atau 305 hari. Perkawinan yang lebih lambat dalam periode laktasi akan memungkinkan periode laktasi lebih panjang. Selain itu dikatakan bahwa umur sapi adalah suatu faktor yang mempengaruhi produksi air susu. Pada umumnya, produksi pada laktasi pertama adalah terendah dan akan meningkat pada periode-periode laktasi berikutnya. Namun faktor-faktor lain seperti makanan, kesehatan, frekuensi pemerahan, dapat lebih berpengaruh terhadap produksi air susu dibandingkan faktor umur sapi.
Lama laktasi induk sapi perah umumnya bergantung pada keefisienan reproduksi ternak sapi tersebut. Ternak sapi perah yang terlambat menjadi bunting menyebabkan calving interval diperpanjang sehingga lama laktasi menjadi panjang karena induk sapi perah akan terus diperah selama belum terjadi kebuntingan.
Produksi susu induk sapi perah periode laktasi sangatlah bervariasi. Hal ini disebabkan oleh perubahan keadaan lingkungan yang umumnya bersifat temporer seperti perubahan manajemen terutama pakan, iklim dan kesehatan sapi perah. Kondisi iklim di lokasi induk sapi perah dipelihara sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan produksi susu. Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi perah adalah 15,5ºC karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat optimal.
Hal-hal yang mempengaruhi produksi susu pada ternak perah adalah
1. Faktor Internal
· Bangsa Besar (Large Breeds)
· Faktor Individu
· Genetik
· Faktor Umur
· Faktor Lama Laktasi/Masa Laktasi.
· Kebuntingan (Gestation)
· Faktor Siklus Extrus.
· Hormonal
· Tingkat Laktasi
· Ukuran Tubuh
· Persistensi Produksi
2. Faktor Eksternal
· Musim (Suhu dan Kelembaban)
· Faktor Frekuensi Pemerahan
· Faktor Kecepatan Pemerahan
· Pergantian Pemerah
· Pakan
· Obat Obatan
· Penyakit
· Faktor Interval
· Faktor Pemberian Air
· Faktor Lama Pengeringan
· Faktor Jarak Beranak (Calving Interval Pada Sapi )
· Faktor Kondisi Saat Beranak /Keadaan Saat Beranak
· Faktor Perawatan & Perlakuan
Tingkat Laktasi dan Umur Ternak
1. Tingkat laktasi
Tingkat laktasi dapat mempengaruhi produksi susu dan kualitas susu. Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat laktasi. Perubahan yang terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode laktasi. Salah satunya adalah produksi kolostrum.
Kolostrum : Sekresi pertama setelah proses kelahiran. Komposisinya
sangat berbeda dengan komposisi susu sapi pada umumnya. Kolostrum memiliki:
- Konsentrasi zat padatnya lebih tinggi
- Casein, protein whey (terutama globulin),
- Garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl lebih tinggi, Potasium lebih rendah)
- Laktosa lebih rendah
- Lemak bisa lebih tinggi bisa lebih rendah.
Perbandingan komposisi kolostrum pada sapi FH
Variasi terbesar komposisi susu terjadi pada kadar lemak. Kolostrum mengandung kadar lemak tertinggi. Perubahan komposisi berlangsung setelah 5 hari. Kandungan lemak susu terus menurun sampai 3 – 4 bulan laktasi kemudian relative konstan setelah itu. Kadar lemak susu sedikit meningkat pada akhir laktasi. Produksi susu dimulai dengan jumlah relative tinggi dan terus meningkat hingga 2 – 3 bulan laktasi. Setelah itu, produksi susu menurun perlahan. Lemak susu dan bahan kering tanpa lemak menurun sebanyak 0,2 – 0,4 % antara laktasi kesatu dan kelima. Tabel dibawah ini memperlihatkan keadaan produksi susu sapi pada beberapa tingkatan laktasi.
Dari data diketahui bahwa
1. Produksi susu pada tingkat laktasi 1 – IV akan terus meningkat
2. Puncak produksi susu terjadi pada laktasi yang ke-4.
3. Setelah laktasi ke-4 dan seterusnya produksi susu akan mengalami penurunan.
4. Penurunan produksi susu sapi tua karena aktivitas kelenjar ambing menurun.
Sedangkan, pada ternak kambing yang lama laktasinya 170 hari dan ada yang menjelaskan sekitar umur 290-305 hari, produksi susu juga dipengaruhi oleh tingkat laktasi, pada laktasi awal kambing dapat memproduksi susu yang tinggi dan puncaknya pada minggu ke-8 sampai minggu ke-10 setelah beranak produksi dari susu kambing akan mengalami puncaknya, dan setelah itu pada laktasi akhir produksi susu akan kembali turun.
Umur Laktasi
Produksi susu pada sapi perah terus meningkat pada umur 8 tahun dengan rata-rata peningkatan semakin berkurang sesuai dengan bangsanya. Setelah umur 8 tahun produksi susu menurun lebih dari peningkatannya sebelum umur tersebut. Sapi dewasa memproduksi susu 75% saat sapi mencapai umur 2 tahun. Setelah umur 6 tahun, kadar lemak susu juga menurun secara perlahan-lahan dalam persentase produksi susu tertinggi, yaitu 100 % yang dicapai pada waktu sapi perah berumur 5-6 tahun. Pada umumnya sapi berumur 5 – 6 tahun sudah mempunyai produksi susu yang tinggi tetapi hasil maksimum akan dicapai pada umur 8 – 10 tahun. Umur ternak erat kaitannya dengan periode laktasi. Pada periode permulaan produksi susu tinggi tetapi pada masa-masa akhir laktasi produksi susu menurun. Selama periode laktasi kandungan protein secara umum mengalami kenaikan, sedangkan kandungan lemaknya mula-mula menurun sampai bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.
Tabel dibawah ini memperlihatkan keadaan produksi susu sapi pada beberapa umur sapi.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa
1. Produksi susu pada umur 2-6 tahun akan terus meningkat.
2. Puncak produksi susu terjadi pada umur 5-6 tahun.
3. Setelah 6 tahun dan seterusnya produksi susu akan mengalami penurunan.
4. Penurunan produksi susu sapi tua karena aktivitas kelenjar ambing menurun.
Sedangkan untuk kambing perah, produksi susunya akan meningkat sesuai dengan umurnya, dan produksi susu yang maksimal terjadi ketika berumur 5-7 tahun, dan setelah itu akan mengalamai penurunan secara bertahap. Setiap penambahan umur kambing akan terjadi penurunan produksi susu kambing. Diduga lebih dipengaruhi oleh jenis dan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak.
Kesimpulan
Ternak perah merupakan ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi susu anak-anak nya.
Produksi susu dari tiap-tiap ternak itu berbeda-beda.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu pada ternak perah antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
Ternak perah pada umur yang masih muda belum bisa memproduksi susu dalam jumlah maksimal, dan pada umur tertentu produksi susunya bisa mencapai produksi maksimal.
Tingkatan laktasi dapat mempengaruhi produksi susu ternak perah
DAFTAR PUSTAKA
Eniza Saleh. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Digitized By Usu Digital Library.
I-Ketut Sutama, I.G.M. Budiarsana, I-Wayan Mathius, Dan E. Juarini. 1999. Pertumbuhan Dan Perkembangan Seksual Anak Kambing Peranakan Etawah Dari Induk Dengan Tingkat Produksi Susu Yang Berbeda. Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner Vol. 4 No. 2: 95-100.
Mardalena. 2008. Pengaruh Waktu Pemerahan Dan Tingkat Laktasi
Terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakanagustus, 2008, Vol. Xi. No.3. 107-111.
C.I. Novitaa., A. Sudonob, I. K. Sutamac & T. Toharmat. 2006. Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Yang Diberi Ransum Berbasis Jerami Padi Fermentasi. Media Peternakan. Vol.29(2): 96-106
Joni Setiawan, Rarah Ratih Adjie Maheswari2, Bagus Priyo Purwanto. 2013. Sifat Fisik Dan Kimia, Jumlah Sel Somatik Dan Kualitas Mikrobiologis Susu Kambing Peranakan Ettawa. Acta Veterinaria Indonesiana. Vol.1(1) : 32-43.
Post a Comment